
Bangkalan, maduracorner.id – Pengembalian klub Persepam Pamekasan oleh PT Pojur Madura United selaku pengelola ke pihak pemilik klub (Pemkab dan Askab PSSI Pamekasan), masih terus menjadi bahan pembicaraan publik sepakbola Madura. Santer beredar kabar, pengembalian ini dilakukan karena kehendak oleh PT Pojur MU. Namun hal ini langsung dibantah langsung oleh Achsanul Qasasi (AQ), manager klub sekaligus owner PT Pojur.
Pria asal Sumenep Madura ini menegaskan, dia secara pribadi maupun PT Pojur tak pernah ada keinginan melepas pengelolaan Persepam. Karena sejatinya, PT Pojur didirikan untuk pengembangan sepakbola Madura selain pemberdayaan masyarakat lewat usaha-usaha kecil dan menengah.
“Banyak tudingan yang menjurus fitnah pada saya dan PT Pojur. Seolah-olah pengembalian ini karena keinginan kami. Lebih kejam lagi, ada yang menuding klub sengaja dikembalikan karena saya gagal dalam pileg 2014. Tidak, tidak sama sekali”,tegas AQ kepada maduracorner.id, jumat sore (17/10/2014).
“Namun saat itu saya mencoba untuk bersabar meski ada fitnah. Toh niat saya baik, membangun sepakbola Madura agar lebih dikenal publik nasional”,tambahnya.
Yang lebih menyakitkan hati AQ secara pribadi, adanya sejumlah spanduk yang bertebaran di kota Pamekasan dengan tulisan seolah menyindir dirinya yang orang Sumenep. “Salah satu spanduk itu isinya: Persepam milik Pamekasan. Yang lain minggir”,ucapnya.
“Saya kecewa dengan spanduk-spanduk itu. Karena salah satu tujuan awal saya ingin mengelola klub Persepam dengan bendera PT Pojur Madura United, yakni mempersatukan masyarakat Madura secara keseluruhan lewat olahraga. Dalam hal ini sepakbola. Sayang masih ada orang-orang yang berpikiran sempit di Madura. Egoisme yang berlebihan”,kecamnya.
“Dan sekarang saya ikhlas mengembalikan klub Persepam ini. Terserah pemilik klub (Pemkab dan PSSI Pamekasan) mengenai masa depan tim ini. Apalagi memang saya tak mungkin lagi jadi manager klub karena jabatan saya sekarang (anggota BPK RI)”,katanya pasrah.
AQ juga menguraikan, ketika mengelola Persepam Pamekasan (yang kemudian berubah nama Persepam Madura United) sejak 3 tahun lalu, semata-mata karena didasari kecintaannya pada sepakbola sejak dulu.
“Saya memang menyukai sepakbola seja kecil. Saat masih muda, saya fans Persebaya Surabaya. Saya sering meninggalkan bangku kuliah untuk menonton Persebaya saat mereka berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Saat ini pun saya mengurusi klub amatir Merpati FC di Jakarta. Jadi memang dasarnya saya suka sepakbola”,urainya panjang lebar.
Terakhir, AQ membenarkan masih banyak pihak yang menginginkan PT Pojur Madura United tetap mengelola Persepam. Termasuk dari kalangan supporter. “Sampaikan salah takzim saya buat kawan-kawan di Madura. Utamanya kelompok supporter yang banyak memberi support bagi saya”,pungkasnya.