
BANGKALAN, maduracorner.id, Komunitas Wartawan Bangkalan (KWB) kembali menggelar diskusi rutin mengenai isu-isu hangat yang sedang berkembang di Bangkalan.
Setelah sebelumnya KWB mendiskusikan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan dengan menghadirkan Kepala Dinas Peternakan Bangkalan, kini KWB menghadirkan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bangkalan.
Bersama HIPMI, KWB mendiskusikan terkait percepatan investasi di Bangkalan yang hingga saat ini bisa dikatakan Bangkalan masih minim investor karena berbagai alasan.
Tema yang diangkat dalam diskusi kali ini adalah “Peran HIPMI dalam Percepatan Investasi di Bangkalan”. Tema itu dinilai tepat mengingat tidak sedikit pengusaha yang tergabung dalam HIPMI Bangkalan.
Ketua KWB, Eko Dian Wahyudi mengatakan, selain untuk meningkatkan wawasan pengurus dan anggota, diskusi mengenai percepatan investasi tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap pemerintah Bangkalan dalam upaya mempercepat investasi.
Sebab menurutnya, beberapa waktu lalu, Bupati Bangkalan sempat meminta dukungan terhadap insan pers agar menyampaikan kepada khalayak umum bahwa Bangkalan ramah investasi.
“Jadi ini merupakan salah satu upaya kami untuk mendukung pemerintah Bangkalan dalam upaya mempercepat investasi demi kemajuan Bangkalan,” ujarnya usai diskusi di Balai Wartawan, Jl Halim Perdanakusuma, GORSAKA Bangkalan, Selasa (31/05/2022).
Selain itu, Eko juga mengatakan, pihaknya sengaja menghadirkan HIPMI Bangkalan untuk mengetahui peran HIPMI dalam percepatan investasi di Bangkalan.
“Kita tahu HIPMI ini merupakan wadah para pengusaha, dan kita ingin tahu apa yang para pengusaha ini lakukan dalam mendukung percepatan investasi di Bangkalan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum HIPMI Bangkalan, Zhavira Ayu mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya membantu pemerintah Bangkalan dalam percepatan investasi maupun pengembangan ekonomi masyarakat.
Dia mengaku sudah melakukan beberapa hal, salah satunya dengan merangkul para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan usahanya.
“Sebisa mungkin kami bantu, mulai dari pengurusan izin usahanya hingga pemasaran produknya,” katanya.
Meski demikian, Ayu mengaku langkah itu masih belum maksimal, sebab tidak sedikit pelaku UMKM yang enggan dirangkul, bahkan ketika melaksanakan sosialisasi banyak yang tidak hadir meskipun sudah diundang.
“Kami berupaya sesuai kemampuan dan bidang kami, karena yang memiliki wewenang adalah pemerintah,” tambahnya.
Dia berharap HIPMI bisa membantu pemerintah Bangkalan dengan mengembangkan usaha-usaha yang ada di Kabupaten Bangkalan.
“Kami akan tetap mengupayakan agar masyarakat Bangkalanbisa tergerak untuk memulai usaha dan sukses. Dengan begitu, maka perekonomian di Bangkalan akan berkembang,” ucapnya.