Tim Prabowo – Hatta Mengusai Sosio Kultur | Oleh Mamad el Shaarawy
Faktor pertama yakni pengaruh tokoh masyarakat dan ulama di Madura. Dua elemen ini merupakan sosok yang sangat disegani serta dihormati masyarakat setempat. Faidhal pun menerangkan, kemenangan telak Prabowo-Hatta disebabkan keberhasilan tim sukses pasangan ini dalam merangkul hampir semua tokoh dan ulama yang ada.
“Suara atau pendapat tokoh masyarakat dan ulama di kalangan masyarakat Madura itu sangat menentukan. Apa yang diarahkan dua elemen ini bisa menentukan arah dukungan publik Madura. Jika elite Jakarta itu paham masalah ini, mereka tidak akan menggugatnya. Tapi karena mereka tidak paham persoalan sosio cultural Madura, maka wajar mereka menyorotinya”,terang Faidhal kepada maduracorner.id, jumat malam (18/7).
Sementara factor kedua adalah persepsi pemilih. Faidhal menjelaskan, pilihan masyarakat antara saat pemilihan legislatif dengan presiden tidak sama. Karena saat pemilihan legislatif melibatkan calon yang langsung bersentuhan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Sebaliknya, pemilihan presiden tidak demikian.
“Saat pileg, mereka memilih orang-orang yang mereka kenal langsung. Sementara pilres kan tidak. Baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK tidak bersentuhan dengan mereka secara langsung. Jadi mereka cenderung memilih sesuai keinginan mereka sendiri. Yang bisa jadi dipengaruhi factor pertama tadi. Atau dengan kata lain, suara partai yang tergabung dalam masing-masing koalisi dalam pilpres tidak berpengaruh banyak”,jelas Faidhal.
Faktor terakhir yaitu karakter dan sosok antara Prabowo dan Jokowi. Untuk factor ketiga ini berkaitan dengan karakter kedua sosok capres tersebut. Sebagaimana diketahui, masyarakat Madura dikenal memiliki sifat keras dan tegas.
Dengan realita factor sosio cultural tersebut, menurut Faidhal, menjadi sangat wajar jika pasangan nomer 1 bisa meraup suara dominan. “Seperti yang saya bilang, mereka yang menyoroti hasil suara pilpres mungkin kurang paham masalah ini. Karena itu berkaitan dengan keseharian (sosial) masyarakat Madura sendiri”,pungkasnya. (mad)